Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis. Karena struktur yang terpuntir, apendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan multiplikasi (Chang, 2010)
Apendisitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahnya (Corwin, 2009)
Apendisitis adalah inflamasi apendiks (Ovedoff, 2002)
Apendisitis adalah penyakit pembedahan abdominal yang paling umum dan merupakan inflamasi apendiks vermiform akibat adanya obstruksi (Williams & Wilkins, 2011)
ETIOLOGI
Kemungkinan penyebab apendisitis meliputi obstruksi lumen apendiks oleh:
- Fecalith (masa feses yang keras)
- Batu
- Benda asing
- Tumor
- Edema
- Pelekukan/terpuntirnya apendiks
- Pembengkakan dinding usus
- Oklusi eksternal usus oleh perlekatan
PATOFISIOLOGI
Terlepas dari penyebabnya, ketika apendiks tersumbat, tekanan di dalam lumen meningkat, meningkatnya tekanan ini dapat menekan pembuluh-pembuluh darah di usus, hal ini mengakibatkan terganggunya suplai darah sehingga terjadi cedera dan nekrosis jaringan. Kerusakan jaringan ini memicu terjadinya respon inflamasi (radang), lepasnya mediator-mediator radang seperti bradikinin serotonin, prostaglandin yang menyebabkan vaskularisasi meningkat kebocoran cairan intravaskuler dan terjadilah oedema. Pembengkakan ini bila tidak ditangani segera akan menyebabkan nyeri yang hebat dan keadaan yang paling parah yaitu perforasi.
- Sumbatan menyebabkan statis dan multiplikasi Escherichia coli dan Streptococcus fekalis
- Gelung usus, omentum atau peritoneum dapat melekat pada apendiks yang terinflamasi
- Mungkin berlajut menjadi abses, gangren, perforasi atau peritonitis
MANIFESTASI KLINIS
- Awitan mendadak atau secara bertahap nyeri difus di daerah epigastrium (pertengahan abdomen) atau berpindah ke kuadran kanan bawah (peri-umbilikus) sering terjadi.
- Nyeri yang semakin berat selama beberapa jam hingga 1 sampai 2 hari
- Dalam beberapa jam, nyeri menjadi lebih terlokalisasi dan dapat dijelaskan sebagai nyeri tekan di daerah kuadran kanan bawah abdomen.
- Nyeri lepas (nyeri yang timmbul sewaktu tekanan dihilangkan dari bagian yang sakit) merupakan gejala klasik peritonitis dan umum ditemukan di apendisitis. Terjadi defans muscular atau pengencangan perut.
- Demam
- Mual dan muntah
- Anoreksia
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik untuk mengidentifikasi apendisitits antara lain :
- Peningkatan hitung sel darah putih (leukositosis) lebih dari 10.000/ml
- Demam lebih dari 37.5oC
- Nyeri di perut kuadran kanan bawah
- Urinalis dapat memperlihatkan ketouria atau sedikit eritrosis atau leukosit, tetapi adanya hematuria atau piuria yang bermakana menunjukkan sumber nyeri dari saluran kemih
- Pemindaian CT (CT-Scan) merupakan alaat terbaik untuk mendiagnosisi apendisitis, terutama apendiceal CT digunakan di unit gawat darurat oleh radiologis yang terlatih menggunakannya. Ultrasonografi mungkin efektif.
- Tanda Psoas (nyeri pada pengangkatan tungkai aktif)
- Tanda obturator (nyeri pada rotasi pangkal paha interna dan eksterna)
KOMPLIKASI
- Dapat terjadi peritonitis jika apendiks yang membengkak pecah. Peritonitis secara bermakana meningkatkan risiko komplikasi pasca-pembedahan.
PENATALAKSANAAN
- Pengangkatan apendiks secara bedah (operasi/apendiktomi)
- Berikan hidrasi secara IV
- Antibiotik berspektrum luas untuk melindungi dari organisme gram negatif sering diberikan sebelum operasi
- Apabila apendiks pecah sebelum tindakan bedah, diperlukan pemberian antibiotik untuk mengurangi risiko peritonitis dan sepsis.
No comments:
Post a Comment
Pembaca Baik Selalu Meninggalkan Komentar